Khalifahlife.com - Aku berdua dengan suamiku menabung bertahun-tahun
sampai akhirnya hari yang kami tunggu berlibur disebuah pulau yang terkenal
dengan pantainya itu tiba. Dan
sudah saatnya juga bagi ketiga anak kami menikmati masa libur bersama
karena waktu mereka dengan kami berdua sangat sedikit, sebab mereka
disibukkan dengan sekolah dan berbagai eksul sementara kami
berdua sibuk bekerja dan mengejar bonus sana-sini untuk memenuhi ongkos
berlibur yang cukup tinggi juga.
Semua bergembira, sampai akhirnya suamiku memutuskan untuk
memancing dan mengundang beberapa kawannya untuk datang pulang hari dan
ikut makan siang bersama kami. Ron anak kedua yang berusia 13 tahun sangat
gembira dan ingin ikut memancing. Ia mempersiapkan segalanya, namun setelah
semua disiapkannya ia belum dapat tidur sehingga malam itu Ron mengajak Sania
kakaknya main game hingga tidur larut dan terbangun ketika matahari sudah tinggi.
Suamiku yang sudah kedatangan kawan-kawannya sejak dinihari
akhirnya memutuskan untuk pergi memancing dan meninggalkan Ron yang masih tidur.
Alhasil ketika Ron terbangun dan aku serta Sania putriku sedang sibuk
menyiapkan makan siang, Ron masuk dan mulai merengek dan marah-marah, mengapa
dia tidak dibangunkan, mengapa ayah meninggalkannya, bagaimana alat pancingnya
dan lain lain. Akhirnya dengan nekat Ron menyatakan ingin menyusul ayahnya,
karena kesal aku kemudian membentaknya dan menyuruhnya pergi menyusul
ayahnya sendiri. Karena aku sendiri lelah dan sibuk menyiapkan makan siang
Dengan raut wajah kesal Ron kemudian membawa alat pancingnya
dan pergi berjalan kaki menyusul ayahnya, dan dia tidak pernah kembali
sampai saat in. Aku menyesali keputusanku yang menyuruhnya pergi. Ron anakku hilang untuk selamanya, suamiku
pulang ketika waktu makan siang tiba dan tidak berjumpa Ron di pantai di tempat
pemacingan. Setelah dua hari menugggu di
caravan kami, Ron tidak kembali dan polisi pun datang menyisir jalan yang
dilalui Ron dari tempat caravan kami ke pantai tempat ayahnya memacing Ron tetap tidak ditemukan. Sampai akhirnya
suamiku meninggal 35 tahun kemudian dengan menhgabiskan malam yang dipenuhi
penyesalan, kenapa meninggalkan Ron yang tertidur, dan keputusannya pergi
dengan kawan-kawannya menyebabkan Ron ku hilang. Bertahun-tahun setelah
hilangnya Ron, kami menghabiskan waktu di pantai untuk mencari jejak Ron,
berbisik pada laut untuk menyampaikan penyesalan kami yang mendalam,
sampai hari ini baik jasad Ron maupun Ron yang hidup tidak juga ditemukan, dan
ini semua salahku, lebih mengutamakan menyiapkan makan siang bagi suamiku dan
kawannya daripada anakku sendiri.
Penulis : Fifi P. Jubilea (Fonder & Conceptor Jakarta Islamic School)
Penulis : Fifi P. Jubilea (Fonder & Conceptor Jakarta Islamic School)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !