Khalifahlife.com - Kenaikan harga BBM bersubsidi kembali bergulir tahun ini. Pemerintah dengan dalih menyelamatkan APBN dari defisit dan krisis, sehingga subsidi BBM harus dikurangi dengan menaikkan harganya. Menanggapi wacana terdebut, BEM UI 2014 menyatakan sikap untuk menolak kenaikan harga BBM dengan mempertimbangkan:
a. Dampak sosial yang dirasakan oleh masyarakat. Kenaikan harga BBM berdampak pula pada kenaikan barang-barang lain terutama pangan. Asumsi subsidi yang salah sasaran, meskipun kenyataan rakyat menengah kebawah tidak merasakan subsidi, tetapi merekalah yang secara langsung merasakan beban ketika subsidi berkurang.
b. Permasalahan BBM juga perlu dilihat dalam sekup besarnya, yaitu tata kelola migas itu sendiri. Saat ini krisis minyak belum diikuti upaya untuk diversifikasi energi. Selain itu pemerintah juga belum secara serius memberantas mafia migas dan belum mampu menguasai blok-blok sumber migas yang saat ini masih dikuasai perusahaan asing. UU Migas yang diharapkan untuk memayungi kepentingan itupun masih terhambat. Sehingga, negara sendiri masih lemah dalam hal penguasaan Sumber Daya Alamnya sendiri padahal hal ini menjadi amanat konstitusi.
c. Masih ada solusi jangka pendek, menengah dan panjang yang dapat dilakukan oleh pemerintah. Solusi jangka pendek dengan hanya memperbolehkan pemakaian BBM bersubsidi untuk kendaraan umum dan motor, sementara kendaraan selain itu diharuskan menggunakan BBM yang bernilai oktan lebih besar dari Premium. Solusi jangka menengah dan panjang yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk menyelamatkan APBN adalah mengurangi belanja kementerian/lembaga yang tidak efektif, menaikkan pajak dan memberantas korupsi secara signifikan.
Hidup mahasiswa!
bit.ly/KajianBEMUI-BBM
Departemen Kastrat
BEM UI 2014
Kita Untuk Indonesia
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !