Karena Anak Kita Bukan Anak Nabi - Situs Portal Berita Keluarga Muslim Indonesia
Headlines News :
Home » , , » Karena Anak Kita Bukan Anak Nabi

Karena Anak Kita Bukan Anak Nabi

Monday, September 15, 2014 | 10:00 AM

Khalifahlife.com - Bu Ranti menundukkan kepala menahan tangis dan rasa malu ketika Bu Lies, kepala sekolah Alisa anaknya yang nomor dua dilaporkan menghisap rokok di gudang belakang sekolah, bersama-sama beberapa anak lelaki dan dua anak perempuan lainnya. “Duh, anak lelaki saja bila menghisap rokok sudah malu rasanya, apa lagi ini anak perempuan.” Tak habis pikir bu Lies, apa yang membuat Alisa melakukan perbuatan yang memalukan itu. Alisa kemudian dikenai hukuman yang hampir diketahui semua murid di kelasnya berupa skors selama tiga hari.

Alisa memang menunjukkan rasa malu dan sedih, namun Bu Rani tetap merasa gelas itu sudah retak. Bayangan dia terhadap putri satu-satunya itu lenyap digantikan sedikit trauma dan sedih serta hilang rasa kepercayaan pada anaknya yang santun dan lembut. Selain itu juga rasa khawatir, prilaku apalagi yang akan dilakukan oleh Alisa yang membuatnya dipanggil lagi ke sekolah. Jujur saja, Bu Rani pun tidak berani melaporkan kelakuan anaknya itu pada suaminya. Hal ini dikarenakan rasa khawatir kepada si ayah akan semakin parah penyakit jantungnya.

Bu Ranti belum siap menghadapi kemarahan sang suami pada dirinya dan putrinya,  terutama dirinya yang dianggap tidak mampu mendidik anak. Padahal bu Ranti sudah merasa sangat teliti dan telaten dalam mendidik anak, bahkan dari sejak masih usia dini, sebelum anak-anak seumurnya bisa membaca Al Qur’an, Alisa sudah mampu membaca Al Qur’an. Bayangkan usia 4 tahun ketika semua anak seumurannya baru belajar mengenal huruf hijaiyah namun Alisa sudah mampu membaca Al Qur’an dengan fasih serta manghafal surat-surat pendek yang menurutnya cukup sulit untuk anak yang baru masuk TK kecil.

Keinginan bu Ranti untuk menjadikan Alisa putri yang solihah pun terus dilakukan dengan memasukannnya ke sekolah Islam yang cukup bagus yang gurunya soleh-soleh dan rajin mengajak anak-anaknya beragama dengan lebih baik. Selain itu, masalah puasa juga Alisa sudah mengenalnya bahkan di usia 6 tahun, shaum Ramadhan nya sudah penuh. Nah, ketika Alisa berusia 14 tahun dan duduk dikelas 2 SMP, apa yang membuatnya bisa terpicu untuk melakukan tindakan yang amoral..? rasanya bu Ranti tidak percaya dan tidak habis pikir, sampai akhirnya Bu ranti jatuh pingsan dan sakit memikirkan purtrinya yang jauh dari harapannya seorang ibu yang ingin anaknya soleh dan mampu menjadi harapan bagi dirinya dan suaminya yang sudah mulai renta.

Bu Ranti tidak ingat, bahkan anak nabi sendiri pun ada juga yang tidak menjadi nabi, bahkan berkhianat pada ayahnya dan dimurkai oleh Allah. Jadi tidak bisa kita memaksakan anak kita seperti kita atau seperti yang kita bayangkan dan arahkan. Dan bersabarlah dengan hal itu, ingatlah, anak nabi saja tidak semuanya menjadi nabi.

Dan kamu tidak menyalahkan Kami, melainkan karena Kami telah beriman kepada ayat-ayat Tuhan Kami ketika ayat-ayat itu datang kepada kami". (mereka berdoa): "Ya Tuhan Kami, Limpahkanlah kesabaran kepada Kami dan wafatkanlah Kami dalam Keadaan berserah diri (kepada-Mu)". (QS: 7: 126)

Penulis :  Fifi P. Jubilea (Founder & Conceptor Jakarta Islamic School)
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
KANAL : REDAKSI | IKLAN | HUBUNGI KAMI
Copyright © 2011. Situs Portal Berita Keluarga Muslim Indonesia - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger