Khalifahlife.com
– Pendidikan adalah hal yang sangat penting, bahkan setiap lima tahun sekali
kita akan mendengar pendidikan menjadi salah satu program jualan bagi para
calon petinggi di negeri ini. Para orang tua selalu berusaha untuk memberikan
pendidikan yang terbaik bagi putra putrinya dengan memasukkan mereka ke
sekolah-sekolah pilihan atau sekolah favorit yang terkenal dengan kualitasnya
atau kurikulum sekolah dan tenaga pengajarnya.
Tahun 2000-an mulai dikenal istilah Islamic school dan Sekolah Dasar Islam (SDI) atau SMPIT dan SMAIT
yaitu sekolah dengan basis pendidikan pada ajaran dan pengetahuan Islam dengan
konsep full day school. Jauh sebelum
adanya istilah-istilah tersebut, madrasah telah hadir sebagai sekolah dengan
basis pendidikan Agama Islam. Namun, madrasah dinilai hanya menitikberatkan
pada pendidikan agama dan kurang dalam pengetahuan umum. Hal inilah yang
kemudian mendorong munculnya Sekolah-sekolah Islam swasta dengan beragam
keunggulan.

Berbeda dengan Islamic
School yang memiliki konsep full day
school. Kurikulum di sekolah-sekolah tersebut pada umumnya berlandaskan
kepada kurikulum nasional yang diperkaya dengan pendekatan dan isi yang sesuai
dengan pijakan filosofis, visi dan tujuan pendidikan Islam. Tambahan muatan
pada pelajaran Agama Islam, pelajaran membaca dan menghafal Al Quran, serta
mempertajam kurikulum kepanduan dalam rangka pembentukan karakter.
Sementara pada kurikulum SDI yang juga berkarakter full day school bersifat lebih dinamis
dengan dikemas sedemikian rupa sebagai bentuk riil mensikapi dinamika sosial dan
untuk menarik anak didik. Pengembangan kurikulum bervariasi sesuai dengan karakter lokal
dan ciri khusus yayasan penyelenggaranya. Kurikulum tambahan ini pula yang
kadang menjadi daya tarik dari sekolah tersebut, seperti misalnya kurikulum tahfidz Quran, pendidikan dengan basis
tauhid, entrepreneurship dan lain-lain.
Di SDI dan Islamic school,
implementasi kurikulum juga diwujudkan dalam bentuk kegiatan terprogram yang
dilaksanakan secara rutin oleh sekolah, misalnya dengan kegiatan super camp, out bond, field trip, parenting
day, market day, mabit, pesantren ramadhan dan lain sebagainya.
Dari sisi tenaga pengajar, guru-guru madrasah adalah PNS dan
juga guru honorer. Sedangkan untuk SDI dan Islamic
school guru-gurunya merupakan
pegawai swasta yang dipilih melalui rekrutmen yang cukup ketat terlebih untuk sekolah-sekolah
yang telah memiliki nama. Dari segi usia pun, rata-rata guru-guru di SDI adalah
tenaga pengajar yang masih muda dan mempunyai semangat kerja serta semangat
juang yang tinggi.
Jumlah murid di madrasah dan SDI sangat berbeda. Di Madrasah
tidak jauh berbeda dengan sekolah umumnya yang di tiap kelas rata-rata
berjumlah 30-38 murid dengan satu guru, sedangkan di SDI dan Islamic school
rata-rata per kelas hanya dibatasi mulai
10-20 murid dengan 2 guru.
Dari segi fasilitas sekolah, madrasah umumnya hanya memiliki
fasilitas standar sekolah umumnya dengan ruang kelas dan ruang guru. Sementara
itu di SDI dan Islamic full day school rata-rata telah dilengkapi dengan fasilitas
penunjang seperti lab computer, perpustakaan, lapangan olah raga bahkan mushola
atau mesjid. Namun, di kota-kota besar ada pula madrasah modern yang telah
memiliki fasilitas cukup lengkap seperti SDI.
Semua fasilitas dan kurikulum yang ada di sekolah tentunya
akan berbanding lurus dengan biaya pendidikan. Madrasah adalah suatu bentuk sekolah
dari pemerintah sama seperti sekolah negeri yang disediakan pemerintah dan tentunya
pemerintah pun akan terus memperbaiki dan meningkatkan kualitas kurikulum dan
tenaga pengajar untuk menghasilkan sumber daya yang lebih baik. Dan bagi orang
tua yang tidak puas dengan model pendidikan madrasah yang dirasa kurang cukup
untuk menambah karakter pendidikan Islam bagi putra-putrinya dapat mencari SDI atau
Islamic School yang sesuai. [wn/berbagai
sumber]
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !