Seorang warga Gaza bernama Thabet al-Hamami terlihat mendirikan sebuah tenda di reruntuhan rumahnya dan menawarkan permen kepada sanak saudara dan teman-teman yang lewat.
"Kami akan tetap merayakan perayaan Idul Adha ini, meskipun dengan penuh kepriharinan," kata putranya yang bernama Naeem.
Di distrik Gaza timur Shejaiya, di mana seluruh blok apartemen rata oleh pengeboman Israel, terlihat anak-anak berkumpul melihat ritual penyembelihan hewan kurban untuk Idul Adha.
Tapi hanya dua ekor domba dan sapi yang tersedia, itupun hasil sumbangan dari lembaga amal. Dan daging akan didistribusikan kepada warga miskin dari daerah kantong pantai Gaza.
Diapit Israel dan Mesir, Jalur Gaza adalah rumah bagi 1,7 juta warga Palestina yang tinggal di area seluas 140 mil persegi dan menjadikan Gaza salah satu wilayah paling padat penduduknya di muka bumi ini.
"Kami tidak merasa sedang liburan Idul Adha tetapi kami mencoba untuk tetap membawa sukacita ke dalam hati anak-anak para syuhada kami," kata warga Gaza bernama Muhammad Sukkar.
"Situasi ekonomi di sini sangat mengerikan," kata Karam al-Batsh dari sebuah organisasi amal yang membeli domba dengan uang dari donatur.
Beberapa faksi pejuang Palestina di Jalur juga telah mendistribusikan daging untuk para tunawisma dan kepada keluarga yang kehilangan orang yang dicintai dalam perang.
Sabtu pagi kemarin, ribuan warga Gaza menuju ke masjid untuk shalat Idul Adha sebelum kemudian pergi ke kuburan untuk berdoa bagi para syuhada yang gugur akibat serangan Israel.
Mantan Perdana Menteri Hamas Ismail Haniyah juga menyampaikan pidatonya untuk menandai Idul Adha dengan menekankan kebutuhan untuk membangun kembali Gaza.
Dia berjanji Hamas akan terus meningkatkan dan mengembangkan perlawanan sampai semua wilayah Palestina dibebaskan dari pendudukan Israel.[af/maan]
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !