Home »
aceh
,
Featured Wisata
,
HeadLines
,
Nangroe Aceh Darusalam
,
pasca tsunami
,
tanah rencong
,
travel
,
Wisata
,
wisata nusantara
» Berkunjung ke Aceh Pasca Tsunami
Berkunjung ke Aceh Pasca Tsunami
Friday, April 18, 2014 | 3:22 PM
Khalifahlife.com-Peristiwa Tsunami pada akhir tahun 2004 lalu seakan menjadi saksi bisu yang tidak akan terlupakan oleh bangsa Indonesia terutama rakyat Nangroe Aceh Darussalam. Provinsi yang dikenal sebagai Serambi Mekkah menyisakan kenangan akan kedahsyatan gempa tsunami dengan korban 165 ribu jiwa. Bangunan porak-poranda oleh gempa disusul luapan air laut kedaratan Aceh ini.
Menuju lokasi menyaksikan kedahsyatan luluh lantak tsunami pada kota ini ditempuh dari Bandara International Sultan Iskandar Muda selama 30 menit menggunakan kendaraan pribadi atau sewaan.
Sungguh mengunjungi Aceh pasca-tsunami menyisakan ribuan kalimat tahlil,tahmid dan tasbih. Betapa besarnya keagungan Allah Azza wa jalla. Berikut traveller bidanrohmah.blogspot menceritakan dalam Aceh, Merekam jejak tsunami saat beliau diizinkan Allah berkunjung ke sana :
1. Pantai Ule Lheu
Pantai inilah yang menjadi saksi bisu kejadian 24 Desember 2014 lalu. Sembilan tahun yang lalu ombak besar menerjang daratan pantai ini. Meski terlihat tenang pantai ini telah menyapu bangunan-bangunan di lingkungan pantai. Pasca tsunami pantai ini terus berbenah menawarkan wisata pantai yang nyaman kembali. Berbagai warung-warung makanan di tepian pantai mulai banyak, mereka menawarkan bermacam makanan khas Aceh.
2. PLTD Apung
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Apung merupakan kapal generator listrik milik PLN di Banda Aceh dengan bobot hingga 2.600 ton yang disapu oleh ombak tsunami sejauh 2-3 km dari lautan ke daratan.
Kapal. ini kini telah diabadikan di daratan dan tak dikembalikan ke lautan. PLTD Apung telah menjadi situs milik pemerintah Banda Aceh. Kapal ini kini bisa dinaiki dan pengunjung bisa melihat luasnya lautan serta kota Banda Aceh dengan teropong.
3. Aceh Tsunami Museum
Museum Tsunami Aceh adalah museum yang dirancang sebagai monumen simbolis tragedi tsunami Samudra Hindia 2004 sekaligus sebagai tempat perlindungan jika terjadi bencana tsunami kembali.
Bangunan 4 lantai berbentuk lengkung dan sangat artistik ini dirancang oleh arsitek Ridwan Kamil dan dikelola oleh Kementerian ESDM serta pemerintah Aceh.
Untuk memasuki museum, terlebih dahulu kita harus melewati sebuah lorong gelap dan diperdengarkan suara gemericik air laksana tsunami sebagai pengingat tentang tragedi tsunami yang sangat mencekam. Terdapat juga display tentang kepanikan saat kejadian tsunami dan nama-nama para korban bencana.
4. Kapal di Atap Rumah Lampulo
Tsunami masih menyisakan duka, terutama di daerah penangkaran ikan Lampulo. Ya, karena di sini masih terdapat saksi bisu tragedi tsunami, kapal di atap rumah Lampulo. Air laut meluap begitu tingginya menghempaskan kapal nelayan di pelabuhan Lampulo hingga akhirnya kapal bertengger di atap rumah warga.
Rumah yang berlantai dua tersebut turut hancur terhempas gelombang. Para warga yang berlindung di lantai dua pun banyak yang tidak selamat lantaran tingginya gelombang yang menerjang. Hanya beberapa yang selamat setelah menaiki kapal yang bertengger terbawa gelombang di atap rumah ibu Abasiah melalui loteng. Ruangan-ruangan dalam rumah masih tampak jelas tapalnya meskipun bangunannya telah hancur. Terdapat prasasti di bagian depan rumah yang menerangkan tentang tragedi Kapal di atap rumah Lampulo. Allahu Akbar.
5. Masjid Baiturrahman Banda Aceh
Masjid Baiturrahman adalah Masjid Raya di Banda Aceh yang juga menjadi saksi bisu tragedi Tsunami. Saat kejadian tsunami, masjid ini utuh sementara bangunan di sekitarnya telah rata dengan tanah. Gelombang air yang tinggi menjulang tak bisa memasuki masjid. Sehingga banyak warga yang selamat saat berlindung di dalam masjid Baiturrahman Banda Aceh, Subhanallah...
Masjid ini makin meneguhkan keimanan kita. Meneguhkan keimanan akan kebesaran Allah Azza Wa Jalla. Dalam sekali getaran saja, bumi Aceh luluh lantak. Apalagi nanti kedahsyatan kiamat dimana bumi ini seperti debu beterbangan. Menginjakkan kaki di tanah rencong pasca-tsunami kian membuat kita ingin terus mempersiapkan diri , memberikan yang terbaik untuk diri kita dan orang lain. Subhanallah. (Traveller : bidanrohmah.blogspot)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !