Sekolah Ideal Untuk Anakku - Situs Portal Berita Keluarga Muslim Indonesia
Headlines News :
Home » , , » Sekolah Ideal Untuk Anakku

Sekolah Ideal Untuk Anakku

Thursday, October 16, 2014 | 1:47 PM

Khalifahlife.com - “Home schooling saja Mi!, Akhh…Zaki gak mau sekolah”, demikian rengek bungsuku yang tahun ini genap 7 tahun dengan manja. “Yee, memang home schooling itu apa, Zak?” kata kakak Syifa meledek, “Memang kamu tahu home schooling itu apaan?”

“Iya laah, enak kan home schooling, belajarnya sama Umi. Bisa lebih cepat, selalu dekat Umi, gak ada teman-teman yang berantem. Kalau lapar tinggal ke dapur, kalau haus tinggal ambil minuman, lebih cepat ngerti lagi. Kalau di sekolah, tanya ke guru pasti disuruh diam dulu dan tanyanya belakangan. Kalau gurunya nengok, Zaki sudah lupa mau tanya apa…” dengan sedemikian gambalangnya putra kecilku menjelaskan enaknya home schooling.

“Iya, tapi kamu jadi semakin manja, gak punya teman dan gak disiplin, nanti kalau Umi sakit siapa yang ngajarin,..? Nanti kakak repot lagi, Zak, mesti ngajarin kamu..” kata kakaknya yang tahun ini sudah duduk dikelas 2 SMP sambil memandang jauh keluar sana.

“Gak apa-apa lah, sekalian beramal”, kata ustadzah Zaini (ustadzah yang mengajar aqidah dikelasnya), “Barangsiapa beramal sholeh maka akan mendapatkan surga firdaus yang di dalamnya terdapat 4 sungai: ada sungai madu, sungai coklat  susu, sungai apa lagi..Mi..?  Emang kakak gak mau tinggal dekat sungai susu coklat..?”demikian terang Zaki tak mau kalah.

Hmm, bicara soal sekolah ideal untuk anakku, sampai saat ini aku masih meyakini, ibu dan ayah adalah guru yang terbaik buat anaknya, karena orang tualah  yang paling faham anaknya, kebiasaannya, keinginannya, kemampuannya, hobby, bakat dan lain lain, termasuk mood dan sejuta kelebihannya.

Jujur saja setelah menikah 15 tahun yang lalu, kerjaan utamaku memang memikirkan pendidikan anak-anak. Sudah berbagai metode kuterapkan dan sudah berpuluh sekolah kumasuki. Hampir semuanya tidak ada satupun yang ideal dimataku, ada saja kurangnya.
Bila gedungnya bagus, biayanya mahal. Bila mengajarkan agama, maka akademiknya kurang. Bila terlalu Islami, tapi kelasnya kotor dan anak muridnya sekelas terlalu banyak. Dan bila sekolah bersih, tapi tidak islami.

Apa sih yang dicari dari seorang ibu untuk anaknya selain sekolah yang mampu membuat anaknya menggapai cita-citanya dan bahagia dunia dan akhirat.

Banyak sekali sekolah yang menawarkan janji bahwa anaknya bisa bahasa Inggris, bisa kreatif, bisa ikut olimpiade Matematika dan lain-lain. Sampai akhirnya aku terbentur untuk membangun sendiri sekolah bagi anakku dengan berjuta konsep dan idea. Ketika itu tujuanku satu agar anakku punya lingkungan dan mengikuti konsep yang aku rancang dan buat sendiri.

Namun ketika waktu terus berjalan, sekolah untuk anakku akhirnya menjadi  milik masyarakat. aku berfikir kembali, bahwa anakku harus masuk ke sebuah sekolah lain yang membuat agamanya menjadi kuat untuk dia mengarungi kehidupan.

Dan mulailah pelayaran kembali mencari sekolah ideal buat anakku. Tidak ada satupun sekolah yang kutemukan ideal dimataku sampai akhirnya aku menemukan sekolah yang sesuai dengan niatku semula yang menjadikan anak- anakku baik agamanya dan mampu menghafal  dan mengamalkan Al Qu’ran sebagai The Way of Life.

Dan hasilnya begitu terasa, ketika perubahan akhlaknya dan pemahaman aqidahnya serta kemampuan menganalisa kehidupan. Tampak juga kepekaan terhadap lingkungan. Mudah bagi kami orang tua untuk menerapkan keinginan dan patuhnya anak kepada keinginan orang tua juga memudahkan kami untuk mengarahkannya. Itu semua jauh lebih penting bagi kami sebagai orang tua daripada sekedar semut merah yang banyak di kantin, atau sekedar galon kosong yang menyebabkan anak-anak kehausan, atau sekedar ruang tidur yang begitu panas dan kasur yang agak tipis.

Bagiku, sebagai orangtua, aku harus mampu bersyukur dan membantu bila sekolah anakku memiliki kekurangan agar antara  aku sebagai orangtua, guru di pihak sekolah dan anakku terjalin kerjasama yang luar biasa untuk menciptakan anak-anak yang luar biasa.

Dan dalam diamku aku hanya berucap pada diriku sendiri “Aku bersyukur karena aku mendapatkan apa yang kudapatkan apa yang Allah  tetapkan, bukan apa yang aku inginkan. Aku teringat pada salah satu ayat Al Qur’an : Boleh jadi apa yang kau pandang baik, belum tentu hal itu baik menurut Allah."

Penulis : Fifi P. Jubilea (Founder and Conceptor Jakarta Islamic School

Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
KANAL : REDAKSI | IKLAN | HUBUNGI KAMI
Copyright © 2011. Situs Portal Berita Keluarga Muslim Indonesia - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger