Sa’d Bin Abi Waqqash [1] – Singa Yang Menyembunyikan Kukunya - Situs Portal Berita Keluarga Muslim Indonesia
Headlines News :
Home » , , , » Sa’d Bin Abi Waqqash [1] – Singa Yang Menyembunyikan Kukunya

Sa’d Bin Abi Waqqash [1] – Singa Yang Menyembunyikan Kukunya

Thursday, October 16, 2014 | 10:59 AM



Khalifahlife.com - Pasukan Persi menyerang kaum muslimin secara licik.
Pertempuran Jisr menelan banyak korban dari pihak kaum muslimin. Empat ribu kaum muslimin gugur sebagai syahid dalam satu hari.
Penduduk Irak berkhianat.
Semua itu adalah berita-berita beruntun yang membuat gelisah Khalifah Umar bin Khaththab hingga ia memutuskan untuk memimpin sendiri pasukan yang akan berperang habis-habisan melawan pasukan Persi.
Tanggung jawab pemerintahan untuk sementara diserahkan kepada Ali ra. Disertai beberapa kaum muslimin, Umar berangkat menuju perbatasan tempat perang antara kaum muslimin dengan pasukan Persi berkecamuk.
Namun, belum jauh ia meninggalkan Madinah, sebagaian anggota rombongan berpendapat agar ia kembali dan memilih salah seorang di antara mereka untuk melakukan tugas tersebut.
Usul ini diprakarsai oleh Abdurrahman bin `Auf. Ia menyatakan bahwa keberangkatan Khalifah tidak tepat karena akan sangat berbahaya bagi keselamatannya, padahal Islam sedang menghadapi hari-harinya yang menentukan.
Umar pun menyuruh kaum muslimin berkumpul untuk bermusyawarah. Ali juga dipanggil. Dengan ditemani beberapa orang Madinah, Ali berangkat ke tempat Umar dan rombongan berkumpul.
Akhirnya mereka setuju dengan usulan Abdurrahamn bin `Auf. Sahabat lain yang akan memimpin peperangan menghadpai Pasukan Persi.
Khalifah Umar tunduk pada keputusan ini. Ia bertanya kepada mereka, “Menurut kalian, siapa yang bertugas sebagai panglima perang?”
Mereka semua tertegun dan berpikir.
Abdurrahman bin Auf, “Singa yang menyembunyikan kukunya. Dia adalah sa’d bin Malik Az-Zuhri (Sa’d bin Abi Waqqash).”
Kaum muslimin setuju dengan usulan Abdurrahman bin Auf. Khalifah memanggil Sa’d dan menyampaikan tugas yang harus dilaksanakan: mengurus Irak dan memimpin pasukan melawan Persi.

Nah, sipakah dia “singa yang menyembunyikan kukunya itu”?
Siapakah dia sebenarnya? Mengapa setiap kali dia menjumpai Rasulullah, beliau menyambutnya dengan ucapan selamat datang sambil bergurau, dan berkata, “Ini dia pamanku. Adakah di antar kalian yang mempunyai paman seperti dia?”
Sa’d adalah cucu Uhaid bin Manaf. Uhaib adalah paman Siti Aminah; ibunda Rasulullah.
Sa’d masuk Islam saat berusia 17 tahun. Termasuk orang-orang yang pertama kali masuk Islam. Ia pernah berkata, “Saat itu, aku adalah sepertiganya Islam.” Maksudnya bahwa ia adalah satu dari tiga orang yang paling dahulu masuk Islam.
Pada hari-hari pertama Rasulullah menjelaskan tentang Allah yang Maha Esa, tentang agama baru yang dibawanya, dan sebelum beliau mengambil rumah al-Arqam sebagi tempat pertemuan dengan para pengikutnya, Sa;d bin Abi Waqqash telah mengulurkan tangan kanannya untuk berbai’at kepada Rasulullah saw.
Buku-buku sejarah dan biografi menyebutkan bahwa ia termasuk satu dari orang-orang yang masuk Islam berkat dakwah Abu Bakar.
Bisa jadi ia mengikrarkan keislamannya bersama beberapa orang yang masuk Islam berkat dakwah Abu Bakar. Mereka adalah Utsman bin `Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin `Auf dan Thalhah bin `Ubaidillah. Dan ini tidak menutup kemungkinan bahwa sebelumnya ia sudah memeluk Islam secara sembunyi-sembunyi.
Banyak sekali keistimewaan Sa’d yang dapat dibanggakan. Namun hanya dua keistimewaan penting yang paling ia banggakan. Pertama, dialah orang yang pertama kali menggunakan panah dalam perang membela agama Allah, dan ia juga orang yang pertama kali terkena anak panah. Dan kedua, dia merupakan satu-satunya orang yang dijamin oleh Rasulullah dengan jaminan kedua orang tua beliau. Di waktu perang Uhud, Rasulullah bersabda, “Panahlah hai Sa’d! Ibu bapakku menjadi jaminan.”
Betul ia selalu membanggkan dua keistimewaan ini, dan menjadi kesyurkurannya kepada Allah. Ia berkata, “Demi Allah, aku adalah orang yang pertama kali menggunakan panah dalam perang membela agama Allah.”
Ali bin Abu Thalib juga pernah berkata, “Aku tidak pernah mendengar Rasulullah menjadikan ayah dan ibunya sebagai jaminankecuali kepada Sa’d. di Perang Uhud. Aku mendengar beliau bersabda, `Panahlah hai Sa’d! Ibu bapakku menjadi jaminan.’”
Sa’d termasuk seorang kesatria berkuda paling berani yang dimiliki oleh bangsa Arab dan kaum muslimin. Ia memiliki dua senjata ampuh, panah dan doa. Jika ia memanah, pasti mengenai sasarannya, dan jika berdoa, pasti dikabulkan. Ini disebabkan oleh doa Rasulullah untuk dirinya. Pada suatu hari, ketika Rasulullah menyaksikan dari Sa’d sesuatu yang menyenangkan dan berkenan di hati beliau, beliau berdoa, “Ya Allah, tepatkanlah bidikan panahnya dan kabulkanlah doanya.”
Doa Sa’d dikenal bak pedang yang tajam. Sa’d menyadari hal ini. Karena itu ia tidak mau mendoakan buruk untuk orang lain kecuali dengan menyerahkan urusannya kepada Allah.
Amir bin Sa’d menceritakan, “Sutau hari, Sa’d melihat seorang laki-laki sedang mencaci-maki Ali ra., Thalhah ra., dan Zuabir ra. Ia menegur orang itu. Namun orang itu tidak peduli. Lalu Sa’d berkata, “Kalau begitu, aku akan mendoakan keburukan untukmu.” Laki-laki itu menjawab, “Kamu mengancamku? Kamu ini seperti nabi saja.”
Sa’d pergi. Ia berwudhu, Shalat dua rakaat, lalu menengadahkan dua tangannya dan berdoa, “Ya Allah, Engaku tahu bahwa laki-laki itu telah mencaci-maki kaum yang telah mendapatkan kebaikan dari-Mu. Caci-makinya tentu membuat-Mu marah. Karena itu, tunjukkan kebesaran-Mu, dan jadikanlah dia sebagai pelajaran bagi orang lain.”
Tidak lama kemudian, seekor unta berlari kencang keluar dari sebuah rumah. Unta itu tidak bisa dikendalikan. Ia harus menerobos kerumunan orang, seakan ada sesuatu yang dicarinya. Unta itu menabrak laki-laki tadi, dan terus menginjak-injaknya hingga tewas.
Ini menandakan kebeningan jiwa, kesungguhan iman dan keikhlasan yang mendalam. Begitu pula Sa’d jiwanya dalah jiwa merdeka. Keyakinanya kuat membaja dan keikhalasannya tak ternoda.
Untuk meningkatkan ketakwaanya, ia memakan makanan yang halal, dan menolak dengan keras setiap dirham yang mengandung syubhat. [bersambung/dn]
Sumber :  60 Sirah Sahabat Rasulullah SAW/Khalid Muhammad Khalid/Al Itishom
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
KANAL : REDAKSI | IKLAN | HUBUNGI KAMI
Copyright © 2011. Situs Portal Berita Keluarga Muslim Indonesia - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger