Ingin IQ Anak Tinggi Jangan Beri Makanan Cepat Saji - Situs Portal Berita Keluarga Muslim Indonesia
Headlines News :
Home » , , , , » Ingin IQ Anak Tinggi Jangan Beri Makanan Cepat Saji

Ingin IQ Anak Tinggi Jangan Beri Makanan Cepat Saji

Tuesday, October 14, 2014 | 8:02 AM

Khalifahlife.com - Bagi masyarakat urban sepertinya makanan cepat saji adalah sesuatu yang sulit dihindari, selain praktis rasanya enak dan harganya relatif terjangkau. Makanan cepat saji yang dulu hanya dapat ditemui di mall-mall besar, sekarang ini dapat kita jumpai bahkan dipinggir jalan dekat rumah.


Tetapi tahukah ummi dan bunda, memberikan makanan cepat saji tidak selamanya baik, meski kita tahu bahan-bahan dasarnya terlihat baik dan berkualitas. Makanan cepat saji umumnya tinggi kalori dan garam serta proses pemasakannya pun dapat menghilangkan nutrisi yang dikandung.Sehingga makanan cepat saji yang kita berikan pada anak-anak kita bukan membuay mereka menjadi sehat, tetapi sebaliknya bahkan dapat menurunkan IQ.


Apa saja makanan cepat saji, menurut definisi wikipedia Makanan 1adalah istilah untuk makanan yang dapat disiapkan dan dilayankan dengan cepat. Sementara makanan apapun yang dapat disiapkan dengan segera dapat disebut makanan siap saji, biasanya istilah ini merujuk kepada makanan yang dijual di sebuah restoran atau toko dengan persiapan yang berkualitas rendah dan dilayankan kepada pelanggan dalam sebuah bentuk paket untuk dibawa pergi. Istilah "makanan siap saji" diakui dalam bahasa kamus bahasa Inggris Merriam-Webster pada 1951.


Makanan siap saji juga disebut fast food. Termasuk dalam makanan siap saji adalah jenis makanan yang dikemas, praktis, atau diolah dan disajikan dalam waktu yang singkat dan mudah dalam hitungan menit. Perlu diingat bahwa Fast Food ada yang baik dan ada yang kurang baik untuk dikonsumsi.


Fast food yang baik terutama yang bergizi, berserat tinggi, diolah menggunakan suhu tidak terlalu tinggi, dengan cara direbus, diukus, atau bahkan tanpa pemasakan, asalkan bersih, misal gado-gado, pecel, karedok.


Fast food yang kurang baik seperti beberapa jenis makanan yang disajikan di restoran cepat saji mengandung kadar lemak tinggi, rendah zat besi, rendah kalsium, rendah serat makanan, rendah vitamin A dan C, Contoh: ayam goreng, kentang goreng, hamburger, pizza, dan sejenisnya. Makanan cepat saji seperti tersebut juga sering disebut junk food karena tidak mengandung nutrisi.


Sebuah studi dari Goldsmiths, University of London menunjukan anak yang diberi lebih banyak makanan cepat saji akan memiliki IQ lebih rendah dari mereka yang secara rutin makan makanan yang baru dimasak.


Nutrisi di masa anak-anak berdampak panjang pada IQ, selain faktor intelejensia dan status sosial. Penelitian dilakukan pada 4.000 anak Skotlandia berusia tiga hingga lima tahun.


Mereka dibagi dalam kelompok “cepat saji dan baru dimasak”. Peneliti memeriksa apakah makanan utama yang mereka makan tiap hari berpengaruh pada kemampuan kongitif dan 

ertumbuhan.


Peneliti Dr. Spohie von Stumm dari  Departemen Psikologi Goldsmiths menemukan bahwa orangtua dengan status sosial-ekonomi lebih tinggi lebih sering memberi anak-anak mereka makanan dari bahan-bahan segar, yang akan berpengaruh positif pada IQ.


Status sosial-ekonomi yang lebih rendah berkaitan dengan anak-anak yang mengonsumsi makanan cepat saji, yang berpengaruh pada intelejensia yang lebih rendah.


“Itu adalah hal yang umum ketika tipe makanan yang kita makan akan berpengaruh pada perkembangan otak, namun penelitian terdahulu hanya melihat pada efek dari kelompok makanan tertentu pada IQ anak daripada tipe general makanan,” katanya.


“Penelitian ini akan memberikan bukti kuat untuk mendukung banyak kampanye yang bertujuan untuk mengurangi jumlah anak-anak yang mengonsumsi makanan cepat saji di Inggris Raya,” jelasnya.


“Anak-anak ini menunjukan hasil yang lebih rendah pada tes intelejensia dan seringkali harus berjuang di sekolah. Sekolah yang terletak di daerah yang kurang beruntung harus memberikan makanan yang seimbang pada anak-anak agar mereka dapat emcapai potensi kognitif mereka,” katanya.


“Kesegaran dan kualitas makanan lebih penting dari sekadar kenyang, terutama bagi anak-anak yang muda dan masih berkembang,” katanya.


Penemuan serupa ada di Australia pada bulan Agustus. Dalam studi itu, makanan sehat mendorong intelejensia balita. Balita yang mengonsumsi makanan dan minuman manis tidak begitu cemerlang ketika mereka tumbuh dewasa.


Pada usia delapan tahun, anak-anak yang mengonsumsi makanan cepat saji memiliki IQ yang lebih rendah hingga dua poin daripada mereka yang makan makanan sehat, berdasarkan studi yang dilakukan di University of Adelaide.


Studi lainnya, dari Amerika, yang dimuat di Journal of Epidemiology and Community Health pada tahun 2010, menunjukan bahwa anak-anak yang mengonsumsi makanan cepat saji seperti pizza, keripik kentang, dan biskuit di bawah usia tiga tahun dapat memiliki IQ yang lebih rendah daripada mereka yang makan masakan rumah dengn buah-buahan dan sayuran.


Anak-anak ini diperiksa lima tahun kemudian dan nilai IQ mereka lbih rendah lima poin dari teman-temannya yang makan makanan sehat.


Para peneliti menduga efek negatif makanan cepat saji pada awal hidup mungkin tidak berubah di masa depan karena perkembangan otak terhambat. [Wn/berbagai sumber]

Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
KANAL : REDAKSI | IKLAN | HUBUNGI KAMI
Copyright © 2011. Situs Portal Berita Keluarga Muslim Indonesia - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger