KhalifahLife.com - Kali ini, KhalifahLife mendapatkan kiriman cerita tentang perjalanan Bunda Syifa (Pengisi Rubrik Jendela Hati/ Konsultasi) di laman KhalifahLife.com ke China. Sebuah negara dengan sejuta rasa.
Story 1 :
Pertama kali menginjakkan kaki ke China, semua pikiran tentang China benar-benar berbeda dengan yang saya pikirkan. Sebenarnya China adalah negara maju, sangat besar dan modern dengan keramahan orang-orangnya.
Di Cina sangat mudah menemukan masjid dan makanan halal.
Story 2 :
Perjalanan pertama saya diawali dengan mengunjungi sekolah kungfu shaolin anak saya yang berada di Shaolin Temple Area.
Anak saya suka kungfu dan memutuskan liburannya kali ini belajar kungfu bersama dengan anak-anak China lainnya.
Dalam sehari dia belajar kungfu selama 8 jam yang dilatih oleh para kungfu. Disini mereka dilatih untuk disiplin, belajar sungguh-sungguh dan dilatih untuk menjadi juara di tingkat dunia.
Di Kungfu Shaolin School ini tidak hanya orang lokal China saja yang berlatih tapi juga banyak datang belajar dari berbagai dunia.
Luar biasanya lagi, disini disediakan ruang sholat untuk Muslim dan juga makanan halal.
Meski, anak saya belum paham dengan bahasanya, tetapi setelah tinggal 3 bulan disini ia menjadi pemandu wisata untuk orang tuanya ke Beijing dan Deng Fheng
Story 3 :
Pelajaran berharga yang saya dapatkan lagi adalah ketika anak saya meninggalkan laptopnya di atas meja, dan saya menegurnya. Kenapa dirimu lalai? Dengan santai dia menjawab, " Don t worry mom, if someone in China does a crime, The goverrment takes over very soon and sometimes they gotreally hard punishment like death. so, it's very rare that you see a crime in China," jawabnya.
Story 4 :
Tembok Besar China dan Perang Parit Msa Rasulullah
Perjalanan berlanjut ke tempat yang tidak asing lagi yaitu Tembok besar China. Dibutuhkan waktu dua jam untuk naik dan turun dengan aman dengan panjang 5.000 km.
Ada banyak tembok besar di Beijing ke Kazakhstan. Kira-kira ada 13 tembok besar menurut hitungan saya.
Tembok besar ini dibangun untuk menghindari Tartar masuk ke China melalui Mongolia oada 650 tahun lalu dengan tinggi tembok 7 meter.
Tembok besar ini menginggatkan saya pada Perang Parit di masa Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam.
Pada dasarnya pembangunan tembok besar China sama dengan Perang Parit pada masa Nabi Muhammad. Bedanya kalau tembok besar China dibangun ke atas kalau Perang Parit kebawah. Similar ideas made differently.
Story 5 :
Masjid Nieu Ji
Perjalanan saya dilanjutkan ke sebuah Masjid yang bernama Masjid Nieu ji untuk melaksanakan sholat Jumat. Masjid yang berada di bawah kota Beijing ini dibangun pada masa Dinasti Ming yaitu era yang sama dengqn pembangunan Tembok Besar China.
Pada masa Dinasti Ming, Muslim mulai tumbuh di China karena sebagai penghargaan Raja terhadap Muslim yang membantu China ketika Mongolia menyerang pada 1300 H. Raja membangun masjid di pusat Kota.
Di sekitar Masjid , mereka membangun restoran dan toko sehingga pengunjung mudah membeli apapun yang dibutuhkan. Masjid ini sangat bersih dan nyaman berada di dalamnya.
Selain itu, setiap jum'at para wanita datang ke masjid untuk belajar tentang Islam dan bahkan mereka juga mendengarkan khutbah jumat dengan tenang dan sopan.
Info terakhir, ada 2-4 orang setiap minggu menjadi muslim. Diperkirakan sekarang ada 150 juta Muslim di China.
Story 6 :
Kali ini, pelajaran berharga yang saya dapatkan bahwa tempat terbaik bagi pendatang untuk mendapatkan dan mengejar kosakata baru langsung dari sumber aslinya adalah restoran.
Karena mereka tidak pernah putus asa membuat kita mengerti apa yang mereka sampaikan.
Beberapa kosa kata Mandarin yang saya dapatkan diantaranya adalah tapaw (take a way), Islamiyah fantlen (restaurant), mi fang (nasi), mio (tidak), la (tidak mau).
"I dont know why, although we don't know the mandarin language at all but I feel like i understand what they are talking about and I could catch up some languages because they repeat what I want without made me feel ashamed, hmm i know tapaw (take a way). Islamiyah fantlen (restaurant), mi fang (nasi), mio (tidak) , la ( tidak mau) and if i give up with what they say i just said" ohhh wo pu cetaw... (i don't know) but they never give up to make me understand till I a half understand.
Actually restaurant is the best place for us geting full and catch up new vocabularies from native,"
Story 7 :
Cerita terakhir saya tentang China adalah selama disana saya tidak pernah menemukan orang gemuk, mungkin karena makanannya sehat (kebanyakan direbus), dimana-mana orang berjalan.
Saya juga tidak pernah menemukan makanan Favorit China saya yang biasa ditemukan di Indonesia seperti fuyunghay, capcay, somay bahkan juga mie ayam dan bakso juga tidak pernah saya temukan.
Akhirnya mengunjungi China membuat saya suka dengannya.
" the end-love China very much,"
Traveller / Dokumen Foto : Bunda Syifa
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !